Batam-Sebanyak 96 pengungsi asing menempati tenda tenda darurat di taman Hijau DPRD Kota Batam. Kedatangan para pengungsi ini ke Indonesia ( Batam) karena beragam faktor permasalahan yang mereka Hadapi di Negara mereka. Meraka masuk ke Indonesia melalui penerbangan udara.
Berikut penelusuran tim media online independennews.com, ditempat tenda darurat yang mereka tempati di taman Hijau kantor DPRD Batam.
“Meskipun para pengungsi ini harus menempati tenda tenda darurat. Mereka lebih memilih tinggal di tenda tenda darurat tersebut dari pada tinggal di kampung halamannya. para pengungsi ini berasal dari negara Sudan, Afganistan dan Somalia.
Kedatangan para pengungsi ini ke Indonesia disebabkan beragam faktor kondisi ketiga negara, diantaranya faktor situasi konflik yang berkepanjangan, kesulitan ekonomi, kehidupan yang tidak menentu, iklim dan cuaca yang tidak bersahabat.
“Dan yang paling mendorong para pengungsi ini harus meninggalkan negaranya karena konflik antara pemerintah dengan rakyat mereka ( pemerintah dengan Pemberontak separatis-red) perang berkepanjangan,” ungkap Muhammad salah seorang pengungsi asal Sudan kepada independennews.com, Selasa (6/9/16) saat dijumpai di tenda tenda mereka
“Para pengungsi ini berada di taman DPRD kota Batam, lamanya sekitar 4 bulan dengan kondisi tenda seadanya, tidur beralaskan koran dan tikar, bahkan para pengungsi ini menghabiskan waktu dengan tidur tiduran di bawah pohon beralaskan rumput taman DPRD. Terkadang mereka membuang hajat juga di taman kota itu.
Sementara itu, untuk menyambung hidup, kata Muhammad mereka mengharapkan bantuan dermawan warga Batam, terkadang ada yang memberi makanan atau nasi bungkus,”ujarnya berdialeg bahasa Inggris kepada independennews
“Untuk minum sehari hari kami bisa mengambil air bersih di kantor itu (kantor DPRD-red). Ada air minum yang bisa langsung diminum,”Ujar Muhammad.
Lanjutnya, Kami masih ingin menjalankan perjalanan ke negara yang mau menampung kami, dan menerima kami bekerja untuk bisa melanjutkan hidup. Meskipun ada rencana perjalanan menuju negara lain seperti Malaysia, Singapura dan Australia atau pun tinggal dibatam, kami mengharapkan bantuan pemerintah Indonesia.”katanya
“Kami tak ingin kembali ke negara kami karena, jika kembali kesana, itu namanya menyerahkan nyawa kami, karena negara kami sedang dalam konflik. Saat ini kami mengharapkan bantuan negara Indonesia seandanya kami diterima di Indonesia kami mau tinggal dan melakukan aktivitas mencari kerja,”tutup Muhammad
Menyikapi kondisi para pengungsi itu, Ketua DPRD kota Batam berharap pemerintah kota Batam bersama Imigrasi yang membidangi orang asing bisa segera mengatasi para pengungsi itu.
“Secara manusiawi kita sangat prihatin kepada para pengungsi asing itu, karena itu kami telah melayangkan surat kepada pemerintah kota Batam terkait penanganan para pengungsi itu,”Kata Nuryanto
Melihat kondisi para pengungsi ini, selayaknya mereka mendapatkan perhatian dari pemerintah. selaku negara yang berdaulat dan cinta perdamaian dunia, negara kita telah mengukir sederet prestasi dalam mensukseskan perdamaian dan ketertiban dunia, serta melakukan berbagai upaya untuk membantu negara negara yang dalam situasi konflik dan yang membutuhkan uluran tangan.
“Baru saja Pasukan Garuda di Suriah mendapat pujian dari United Nation (PBB).Numun sangat disayangkan situasi pelik yang dihadapi sekelompok manusia yang membutuhkan pertolongan ada dihadapan mata sesungguhnya terabaikan. Meskipun kejadian ada didepan mata, yang setiap hari disaksikan para pejabat teras di pemerintahan kota Batam. Para pengungsi yang berjumlah 96 jiwa ini sudah empat bulan mengharapkan bantuan kemanusiaan. Namun hingga saat ini belum kunjung mereka dapatkan bantuan, paling tidak tempat tinggal sementara yang layak dan berperikemanusiaan.
“Pemko Batam tampaknya tidak akan mampu memberikan upaya pertolongan secara kemanusiaan, oleh karena itu sepantasnya pemerintah pusat diharapkan segera menyelesaikan krisis kemanusiaan yang terjadi di Pulau Batam sebagai bandar dunia Madani. Apabila permasalahan 96 pengungsi asing yang dinominasi anak kecil ini terabaikan karena ketidakmampuan pemerintah kota Batam menyelesaikan, semboyan yang dibanggakan masyarakat Batam Yakni “Batam Bandar Dunia Madani” sedang diuji, mampukah Pemko Batam bertindak cepat menyelesaikan para pengungsi asing ini. Pemerintah yang dipimpin seorang Rudi dan Amsakar Ahmad???
Sampai berita ini diturunkan awak media ini belum berhasil menemui walikota Batam terkait penanganan para pengungsi ini. (Red/tim IN)