Lingga-Bantuan stimulan perumahan suadaya (BSPS) tahun anggaran 2016, yang dikerjakan warga belum mencapai target 70 persen dari waktu yang di perpanjang oleh tim kementerian.
Pantauan awak media ini di lapangan pekerjaan yang di kelola atau di kerjakan oleh warga masih terkendala karena material lambat sampai ke warga yang menerima. Hal itu, membuat warga kesal terhadap penyedia material, sementara itu warga didesak agar pengerjaan di percepat dengan alasan waktu yang sudah mepet.
AMIRUDIN salah seorang koordinator lapangan, Selasa (24/1/17) saat dihubungi lewat selularnya mengatakan, tugas kami selaku koordinator lapangan pekerjaan adalah mengawasi dan memantau kondisi pekerjaan yang dikerjakan oleh warga dan menilai persentase pekerjaan itu.
“Memang tugas kami sudah merangkap sebagai koordinator pasiitator, Sementara mengurus material ke took penyupalai material bukan tugas kami, seyoknyanya itu tugas ketua koordinator pasilitator, percuma ada ketua coordinator kalau hanya duduk manis dirumah dan menerima gaji begitu saja ,”ungkap nya.
Hal senada disampaikan SARI fasilitator lapangan mengaku hanya bergaji Rp 500 ribu, jika waktu pengerjaan rumah selama 5 bulan maka selama lima bulan bekerja hanya terima upah Rp 2.500.000, jika hitung dengan biaya operasional uang yang saya terima habisnya untuk biaya operasional.
“ Sementara ketua koordinator fasilitator lapangan Hendri pebrian.s. com semenjak dimulai pelaksanaan hingga memasuki tahap kedua belum sekalipun turun kelapangan memantau sampai di mana pengerjaan (BSPS).”ujar sari
Dia juga mengaku bahwa tugasnya mengawasi di tiga kelompok cukup berat, sebab dalam satu kelompok ada 20 warga penerima, jadi yang saya awasi ada 60 buah rumah di tiga kelompok. Di tambah lagi beban mengurus material ketoko, sementara ketua taunya hanya mendesak dan mempertanyakan saja sampai volume pengerjaan,” Keluh sari.(su)