Pantai Desa Berakit Bintan Tercemar Limbah Minyak Hitam, Pemerintah diminta Segera tangani

Bintan –Silabuskepri.co.id, Ekosistim biota laut terancam punah, pasalnya  limbah Minyak Hitam  telah mencemari  laut di  perairan  Desa Berakit,  Kecamatan Teluk Sebung Kabupaten Bintan. Tumpahan minyak hitam tersebut berpotensi merusak dan memusnahkan ekosistim  biota laut  sebagai sumber mata pencaharian nelayan desa berakit.

Berikut pantauan  awak media ini bersama  warga desa, Sabtu (15/4/17) Sekira Pukul 15.00 wib,  di  perairan  Desa Berakit  Kecamatan Teluk Sebung Kabupaten Bintan , phenomena tumpahan minyak hitam ini terjadi di sepanjang bibir pantai, terlihat jelas ada tumpahan minyak hitam berserakan di bibir pantai.

“Sebahagian tatumpahan minyak hitam itu tertimbun dengan pasir pantai,  batang pohon mangrove juga  diselimuti  minyak hitam, dan rumput disekitar pantai berguguran akibat tumpahan minyak hitam tersebut.

Menurut penuturan Salah seorang warga desa berakit,  Husein mengatakan  bahwa pantai desa berakit hampir setiap tahun mengalami tumpahan minyak hitam.

“Kami heran, entah dari mana asal tumpahan minyak hitam ini, akibat tumpahan minyak hitam itu, kami sebagai nelayan kesulitan untuk mencari  ikan,  jika hal itu dibiarkan nelayan akan sulit untuk menyambung hidup,” Kata Husein  yang mengaku mengeluti pekerjaan sebagai nelayan sejak tahun 1974 hingga sekarang.

Menurtnya, phenomena  tumpahan minyak hitam ini  hampir setiap tahun mereka alami,  termasuk tahun ini yang terparah, dimana laut tersebut sebagai tempat warga nelayan mencari ikan untuk menyambung hidup.

“alat tangkap seperti  jaring, bubu dan sampan yang biasa digunakan nelayan,  ikut diselimuti tumpahan  minyak hitam itu,”ujarnya

Lanjut husein,  dahulu warga mudah mencari ikan, kerang dan gonggong dipantai, tapi sekarang sangat sulit  didapat  karena  tumpahan minyak hitam telah mencemari  laut dan pantai.”Katanya

Sementara itu,  Kepala Dusun Desa berakit  Arul  kepada awak media ini mengatakan tumpahan minyak hitam diperairan desa berakit  terjadi pada saat  angin kuat musim  utara, atau setiap awal bulan januari.

“Limbah minyak tersebut   tidak diketahui  berasal dari mana,  diperkirakan limbah minyak hitam itu, berasal dari kapal kapal yang segaja membuang minyak hitam,  soalnya  minyak hitam  ini biasanya  terdampar dengan karung goni atau polibek. “katanya

Menurutnya, tumpahan limbah minyak tahun ini lebih parah dari tahun tahun  sebelumnya. Sehingga sangat mengganggu nelayan mencari ikan dilaut.  Dia berharap  berharap  pemerintah terkait dapat menanggulangi  pencemaran  limbah di desa mereka,  terlebih bisa dijaga dari aktivitas aktivitas illegal yang sengaja membuang limbah dilaut.

“Pantai desa berakit merupakan  lokasi rahabilitasi mangrove  yakni  lokasi konservasi padang lamon, oleh karena itu sangat bertolak belakang  jika limbah ini tidak segera di tindak lanjuti,  apabila tidak segera diatasi maka konservasi mangrove  dan pertumbuhan biota laut akan rusak .

“Sebab limbah minyak hitam  tergolong limbah yang sangat cepat merusak biaota laut, karena itu kami berharap pemerintah segera menanggulangi  limbah tersebut.  Jika dibiarkan maka program  konservasi  yang digalakkan akan gagal totol.”Katanya Arul

Dia juga mengaku     bahwa pencemaran limbah minyak  hitam di pantai desa berakit terjadi setiap tahunnya. Pemcemaran limbah minyak  sudah seringkali terjadi,  namun tak kunjung dapat dicari solusi bagaimana cara mengatasi  hal itu.”katanya

Harapan para nelayan agar pemerintah bisa cepat menyelesaikan permasalahan limbah miyak hitam tersebut  yang semakin hari semakin parah, ekonomi nelayan merosot  karena sulit mencari ikan akibat limbah hintan itu. (cr)

You might also like