Lingga, Silabuskepri.co.id-Pembangunan batu miring di kampung baru rt1/rw02, Desa Batu berdaun kecamatan singkep belum setahun sudah mengalami dua kali ambruk dihantam gelombang.
Dari pantauan awak media ini, proyek tersebut terkesan asal jadi, pekerjaan awal tembok penahan gelombang tersebut tidak di lengkapi dengan tapak pondasi, serta slopcor pada bagian bawahnya.
Warga yang bermukim di sekitar lokasi proyek kepada awak media Ju,mat (24/8/17) memaparkan, awal kejadian robohnya batu miring kemaren, Selasa 22 Agustus 2017 sekira pukul 17.00 wib sore.
“begitu air laut mulai pasang dan di sertai gelombang yang tidak terlalu besar bangunan batu miring tersebut amblas,”katanya
Selain kejadian yang baru saja terjadi, ini merupakan yang kedua kali setelah kejadian serupa juga terjadi beberapa bulan yang lalu. Akibat penahan gelombang amblas menyebabkan bagunan rumah warga ikut hancur dihamtan gelombang.’ujar warga yang bermukim di lokasi tersebut.
Sementara itu, Jang selaku ketua RW-02 membenarkan kejadian, proyek pembangunan penahan gelombang ini dianggarkan tahun 2016 yang dikerjakan oleh Wahid warga kampung baru ini.
Anehnya pada saat dimulai pelaksanaan pekerjaaan pembangunan batu miring ini, sama sekali tidak ada pemberitahuan kepada warga sekitar, apalagi dengan saya selaku rw disini,” Katanya kepada pewarta dilokasi
Mirisnya lagi kata RW, proyek pembangunan batu miring tersebut tanpa disertai dengan pemasangan papan plang proyek, sehingga warga dan perangkat RT RW tidak mengetahui asal sumber dana pembangunan batu miring tersebut.Dengan tidak dipasangnya papan proyek telah melanggar Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung (“Permen PU 29/2006”)
” pagu dananya pun tidak diketahui berapa nilai anggarannya,dan perusahaan apa yang mengerjakan, serta konsultannya, sudah saya pertanyakan kepada Wahid yang mendapatkan pekerjaan tersebut, beliau menjawab dengan tegas mengatakan; proyek ini dapat dari dana sisa-sisa apa saya tidak tahu.”ujar RW Menirukan
Namun ketika dikonfirmasi lewat sort massage senter, wahid hanya membalas sms denagan bunyi smsnya demikian, sembari RW menunjukkan sms dari handphonenya, itu lah tahun 2015 wai,,,,itu bukan proyek, melainkan dana rutin,,, lagi pula penyebab nya apa? Kalau gelombang itu nama nya foce mager(bencana),”katanya dalam SMS wahid yang diterima RW
Sementara itu, Sumarno dari Dinas Pekerjaan Umum(DPU) yang menangani kegiatan tersebut saat di konfirmasi lewat telepon gengamnya mengatakan bahwa bangunan batu miring itu bukan proyek, itu dana suakelolah pemeliharaan pantai kabupaten lingga.
Sumarno juga membenarkan bahwa peristiwa yang serupa juga terjadi beberapa bulan lalu,” kemarin pernah juga ambruk saat di tangani oleh wahid, terus di ambil alih oleh dinas, dengan ambruk lagi kami tidak tahu, kami akan kroscek secepatnya ke lapangan setelah saya pulang dari luar daerah beberapa hari lagi dan akan di tanggulangi, tergantung pada dana.” tutup nya(suarman)