Menuju Predikat Kota Layak Anak, Kota Kupang Raih Skor Tertinggi di NTT

Independennews.com | Kupang – Wakil Wali Kota Kupang, Serena Cosgrova Francis, S.Sos., M.Sc., mengikuti kegiatan Verifikasi Lapangan Hybrid Evaluasi Kota Layak Anak (KLA) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Republik Indonesia, Rabu (18/6).

Kegiatan yang berlangsung secara virtual dari ruang kerja Wakil Wali Kota ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan. Turut hadir antara lain Asisten Deputi Koordinasi Perumusan Kebijakan Pemenuhan Hak Anak Kemen PPPA, Drs. Fatahillah, M.Si.; Kepala DP3AP2KB Provinsi NTT sekaligus Ketua Gugus Tugas KLA Kota Kupang, Ruth D. Laiskodat, S.Si., A.Pt., M.M.; Penjabat Sekretaris Daerah Kota Kupang, Ignasius R. Lega, S.H.; Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Kupang, Imelda P. Manafe, S.H., M.Hum.; Ketua Kadin Kota Kupang; perwakilan LSM; tim verifikator Kemen PPPA; Forum Anak Kota Kupang; serta anggota Gugus Tugas KLA.

Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Serena menegaskan bahwa verifikasi ini merupakan momentum penting untuk mengukur sekaligus mengevaluasi komitmen Pemerintah Kota Kupang dalam menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan ramah anak.

“Sebagai Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang terus berbenah dengan visi sebagai Kota Kasih—rumah bersama yang maju, mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan. Evaluasi KLA menjadi sarana untuk mengukur upaya kami dalam memenuhi hak anak,” jelasnya.

Serena juga mengakui bahwa pada evaluasi sebelumnya Kota Kupang masih berada di kategori awal, sehingga hasil tersebut menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan. Ia turut menekankan pentingnya inovasi, seperti rencana penyusunan kurikulum self-defense di sekolah untuk meningkatkan kesadaran anak akan perlindungan diri dan kesehatan mental.

Lebih lanjut, Pemerintah Kota Kupang telah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Kota Layak Anak sebagai bentuk komitmen kelembagaan antara eksekutif dan legislatif.

“Kami terbuka terhadap masukan dan rekomendasi dari tim verifikator. Bila dibutuhkan, kami siap melengkapi seluruh dokumen pendukung secara transparan dan akuntabel,” ujar Serena.

Dalam arahannya, Asisten Deputi Kemen PPPA, Drs. Fatahillah, M.Si., menjelaskan bahwa verifikasi lapangan merupakan bagian dari proses evaluasi sistemik yang mencakup evaluasi mandiri, verifikasi administrasi, hingga tinjauan langsung. Ia menekankan pentingnya data yang valid dan sinergi lintas sektor untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak.

“KLA bukan sekadar predikat, melainkan sistem pembangunan yang memastikan pemenuhan hak hidup, tumbuh kembang, partisipasi, serta perlindungan anak dari kekerasan dan eksploitasi,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa hingga kini belum ada kabupaten/kota yang meraih predikat Utama dalam KLA, namun ia optimistis Kota Kupang sedang berada di jalur yang tepat menuju pencapaian tersebut.

Sementara itu, Kepala DP3AP2KB Provinsi NTT sekaligus Ketua Gugus Tugas KLA Kota Kupang, Ruth D. Laiskodat, mengungkapkan bahwa hasil evaluasi administrasi menunjukkan Kota Kupang memperoleh nilai tertinggi di antara kabupaten/kota lain di NTT, dengan skor evaluasi mandiri sebesar 769 dan nilai verifikasi administrasi sebesar 756.

“Capaian ini merupakan hasil dari kerja keras seluruh stakeholder dan partisipasi aktif masyarakat. Kami percaya, dengan sinergi yang kuat dan dukungan tim verifikator, Kota Kupang akan menjadi kota yang benar-benar layak dan ramah anak,” ucap Ruth.

Verifikasi lapangan dilakukan secara hybrid melalui tiga ruang Zoom, mencakup diskusi bersama Gugus Tugas KLA, Forum Anak, serta pemantauan virtual terhadap fasilitas ramah anak seperti sekolah, puskesmas, rumah ibadah, dan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).

Kegiatan ini mempertegas komitmen Pemerintah Kota Kupang dalam menjadikan KLA sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan, selaras dengan target Indonesia Layak Anak 2030 dan Indonesia Emas 2045.

fin4d» Situs Toto Online Terpercaya No 1 Di Indonesia 2025

You might also like