Bertahun Tahun Proyek Kemenpera dan BP Batam Tak Kunjung Tuntas

Silabuskepri.co.id, Batam — Lama dan sudah bertahun-tahun proyek pemerintah pusat melalui kerja sama Kementrian Perumahan Rakyat (Kemenpera) dengan BP Batam tak kunjung tuntas. Padahal dua intansi pemerintah ini sudah merencanakan secara matang termasuk kesediaan lahan Kavling Siap Bangun (KSB) di Dapur 12. Meski sudah lama namun perumahan ini dinilai proyek gagal /mangkrak yang dikerjakan oleh pihak kontraktor.

Mangkraknya proyek tersebut  seharusnya sudah mendapat pengawasan atau pemeriksanaan dari Kejaksaan Negeri Batam. Dikarenakan bangunan rumah bersubsidi tersebut diduga mengeluarkan biaya yang besar dan disinyalir sarat permainan, sehingga banyak dari bangunan dan lahan yang terbengkalai dan belum dapat dirasakan oleh masyarakat miskin.

Berdasarkan pantauan tim media ini dilapangan, sebagian bangunan dan lahan yang ada saat ini sangat memprihatinkan. Selain jalannya belum maksimal, kondisi bangunannya terkesan amburadul.

Parahnya lagi, informasi yang diperoleh tim awak media ini menyebutkan bahwa lahan yang dialokasikan itu telah banyak yang diperjual belikan.

tim awak media ini pun melayangkan surat konfirmasi tertulis ke Humas BP Batam seperti yang disarankan bebeberapa hari lalu untuk penjelasan terkait proyek tersebut. dikarenakan sebelumnya, Humas BP Batam melalui salah satu stafnya (SaZani) menyampaikan pada awak media agar membuat laporan tertulis terkait ada temuan-temuan dilapangan.

“Sebaiknya buat surat aja pak, agar nantinya kita bisa tembuskan pada bidang lahan. Dan disini kita hanya sekedar diskusi saja,” pungkasnya,

Ia pun mengakui bahwa pihaknya (Humas BP Batam-red) baru saja melakukan konfirmasi langsung pada pihak PT MMM. “Barusan juga pak Sugito kita mintai klarifikasi atas pemberitaan yang ada. Dan biar lebih jelasnya bapak surati saja ya.” tutupnya.

Ditempat terpisah, Sugito selaku pengembang dari PT Majapahit Mataram Maju mengatakan bahwa mereka hanya melanjutkan proyek yang sebelumnya sudah pernah dikelola oleh pengembang pertama yang telah membangun sebanyak 100 unit rumah.

“Kita hanya melanjutkan saja, dan yang sudah kita bangun ada 200 unit dari 500 unit,” ujar Sugito, Rabu(28/2/2018) pada tim media ini di salah satu warung kopi di Batam Center.

Namun, saat tim awak media mempertanyakan mengapa sisa rumah tidak dibangun, Sugito pun enggan menjawab dan malah mengalihkan pembicaraan sejarah proyek tersebut jatuh ke pihak perusahaannya.

“BP Batam lah yang meminta perusahaan kita yang melanjutkan proyek itu, yakni pada tahun 2015 lalu,” kata Sugito, mengalihkan pembicaraan.

Dikutip dari laman media online Batamtoday.com, Kemenpera dan Badan Pengusahaan (BP) Batam pada tahun 2006 untuk membangun rumah sangat sederhana dengan harga terjangkau di Dapur 12 Sagulung, dituding hanya akal-akalan saja.

Terbukti dari rencana Kemenpera membangun 3.000 unit rumah dengan tipe 27/60 dan tipe 21/60, hanya mampu membangun enam blok dengan jumlah 85 unit saja. Ke-85 unit rumah yang terbangun inipun, bukan tidak mendapatkan masalah sehingga puluhan warga yang menempati rumah tersebut mengeluhkan minimnya fasilitas perumahan dan banyaknya intimidasi yang mereka terima dari oknum yang ditunjuk dan dipercaya oleh BP Batam untuk memintai sejumlah uang ke penghuni perumahan tersebut.

Rosenda beserta puluhan warga lainya yang terlanjur membeli rumah tersebut kepada silabuskepri.co.id mengatakan pihaknya berharap pemerintah segera membantu mereka untuk bisa mengatasi permasalahan yang mereka hadapi seperti  fasilitas  listrik dan  air.  Saat ini kami memanfaatkan 1 Meteran untuk belasan rumah sehingga pembayaran agak bengkak .

Sementara jika 1 meteran per rumah tentu pembayaran rekening Air dan listrik bisa lebih murah.

Saat ini kami harus bayar tagihan listrik  tigaratus ribu per KK, belum lagi PLN, jadi tolonglah pak, kami ini harus bagaimana?,” pungkasnya. (P.sib/Tim)

You might also like