Karimun, Silabuskepri.co.id — Kegiatan Sosialisasi dan Rehabilitasi Sosial bagi korban penyalahgunaan Narkotika Penguna Zat Aktif lainnya (NAPZA) yang dilakukan oleh Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Kementrian Sosial Republik Indonesia.
Salah satu korban pecandu Narkoba Riki (34), dalam acara tersebut menuturkan bahwa dirinya sangat bersyukur karena dia kini terbebas dari jerat narkoba yang membelenggunya selama 9 tahun lamanya. Dia mengaku hidup sebagai pecandu narkoba membuatnya sangat tersiksa dan sangat tidak menguntungkan bagi diri sendiri dan keluarganya.
“Saya bersyukur sudah bebas dari jeratan narkoba, yang mana saya akui selama hidup dengan ketergantungan narkoba membuat saya tersiksa dan sangat merugikan diri sendiri dan keluarga ,” ujar Riki dalam acara Sosialisasi Rehabilitasi Sosial IPWL Kementrian Sosial Republik Indonesia di Hotel Alisan, Kelurahan Kavling Kecamatan Tebing, Sabtu (24/11/2018) .
Lanjutnya lagi, Ia mengaku sangat jenuh kecanduan narkoba. Karena selain merusak diri sendiri, narkoba juga membuat harta benda orang tuanya terkuras dan dia merasa jadi pribadi yang aneh.
“Saat itu, saya menilai pribadiku menjadi aneh, kadang marah sendiri, kadang seneng sendiri dan bisa bahagia kalau lagi kecanduan dipermainkan oleh narkoba itu,” ungkap Riki.
Dalam penuturannya, awal dirinya mengenal dan terjerat Narkoba sejak duduk dibangku sekolah SMP.
“Awalnya dari sebuah pertemanan saat di bangku sekolah SD sudah mulai mengenal rokok, ketika di SMP saya mulai masuk Diskotik.dari teman yang memberi tahu bahwa ekstasi, ganja, sabu bisa bikin badan fresh dan kuat tidak tidur sampai pagi sekalipun, sejak saat itu mulai menggunakan sabu,” tuturnya.
Singkat cerita, Kata Riki, berkat dukungan dari Allah SWT dan dukungan kedua orang tua dan keluarga serta istri saya, akhirnya mencari informasi mengenai tempat pengobatan yang dapat membuatnya pulih dari kecanduan narkoba di Yayasan SADO,”terangnya.
Istri saya melapor ke Yayasan SADO, untuk di rawat inap, bukan rawat jalan. Saat itu niat saya memang sudah pasrah ingin meninggalkan narkoba, di Yayasan SADO saya diberikan berbagai terapi dan pelatihan “tambah Riki bercerita.
Di Yayasan SADO, Riki menjalani rehabilitasi rawat inap, dia memutuskan untuk menjalani program rehabilitasi di Yayasan SADO karena dirasa lebih baik.
“Saya itu diterima dengan baik. Saya merasa percaya diri sekali dan betul-betul bertekad untuk sembuh,” ungkapnya.
Dijelaskan Riki, baginya pecandu narkoba itu adalah korban. Maka dari itu bagi pecandu narkoba yang lain jangan malu untuk dilaporkan ke IPWL untukdirehabilitasi.” tutupnya. (James.Nababan)