Silabuskepri.co.id, Tanjungpinang | Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IV Tanjungpinang, Laksamana Pertama TNI Indarto Budiarto, menjadi Narasumber pada acara Dialog Publik yang digelar oleh RRI Tanjungpinang Jl. Ahmad Yani Tanjungpinang Kepri, Senin pagi (27/9/2021).
Dialog Publik ini digelar dalam rangka HUT ke-76 RRI dengan mengusung tema “Meneladani Kepahlawanan M. Jusuf Ronodipuro di Era Digital” dengan menampilkan Narasumber selain Danlantamal IV adalah Irawan Jusuf Ronodipuro yang merupakan anak kandung dari pendiri RRI yaitu M.Jusuf Ronodipuro dan Dra.Dwi Hernuningsih, M.Si anggota Dewan Pengawas LPP RRI.
Dalam penyampaianya Irawan Jusuf Ronodipuro mengatakan “Betapa heroiknya M.Jusuf Ronodipuro setelah Soekarno membacakan teks Proklamasi di Jl. Pegangsaan Timur, inisiatifnya untuk menyiarkan ke Radio yang pada saat itu menggunakan Radio Jepang agar seluruh rakyat Indonesia dapat mendengar peristiwa sejarah tersebut,”kisahnya
Dra.Dwi Hernuningsih, M.Si mengatakan “Tantangan media saat ini adalah terjadi perubahan kuasa atas media, musuh kita tidak terlihat bisa musuh dari sekitar kita sendiri, atau dari mana-mana, jadi setiap orang punya kuasa atas media, lain dengan dulu banyak persyaratan yang harus dipenuhi, sekarang setiap orang yang punya gadget (gawai) boleh saja menjadi pemilik media sekaligus produser konten, redaktur, repoter bahkan distributor konten, “ jelasnya.
“Inilah hal yang menjadi pemikiran bersama, kita harus tetap bersinergi untuk memberikan konten-konten yang bisa menginspirasi kita, mengingat kembali cerita sejarah M.Jusuf Ronodipuro supaya kita tidak lupa bahwa ada RRI sebagai media strategis yang harus kita optimalkan untuk membela bangsa dan membagun reputasi bangsa didunia Internasional,” imbuh Dra. Dwi Hernuningsih.
Danlantamal IV pada kesempatan tersebut mengatakan “Kita sebagai generasi penerus bangsa tidak boleh melupakan sejarah, pahlawan bukan memanggul senjata berperang melawan penjajah melalui moncong senjatanya, bapak M.Jusuf Ronodipuro melalui corong microphone berusaha dengan sekuat tenaga untuk mempublikasikan dan menyiarkan ke seluruh dunia tentang berita kemerdekaan Indonesia dengan membacakan kembali teks Proklamasi, namun didalam setiap perjuangan memang perlu pengorbanan sehingga aksi heroik tersebut patut kita teladani.” Tutupnya (DLIV)