Batam, Silabuskepri.co.id — Aksi demonstran yang dilakukan puluhan buruh perawat yang tergabung dalam PUK FSP FARKES SPSI RS Camatha Sahidya di depan Kantor Walikota Batam dengan penuh air mata membuat orang yang menyaksikan terharu dan prihatin. Senin, (10/2/2020).
Buntut para perawat ini melakukan aksi dikarenakan hak mereka sebagai pekerja di RS Camatha Sahidya merasa profesi mereka dizolimi dan diperkosa oleh Manegement RS Camatha Sahidya Mukakuning Batam.
“Kami hanya mempertanyakan keterlambatan gaji kami, tapi kami malah difitnah mogok kerja secara tidak sah dan langsung di PHK hari itu juga. Tolong lah kami pak Walikota, kasihanilah kami, kami menuntut keadilan dari Bapak selaku pemimpin tertinggi di kota Batam,” kata Maulinda, ketua PUK FSP Farkes SPSI RS Camatha Sahidya yang juga korban PHK.
Bahkan ada korban PHK yang sudah bekerja 23 tahun. Informasi yang diterima media ini, tindakan oleh Manegement RS Camatha Sahidya untuk membuang para pekerja lama karna saham rumah Sakit tersebut akan di jual kepada Rumah Sakit ternama di Batam.
Berbagai spanduk dibentangkan oleh para perawat untuk menyuarakan keluhannya terkait nasib mereka, hingga bertuliskan untuk meminta pengacara kondang Hotman Paris Hutapea untuk turun membantu nasib mereka.
“Bang Hotman Paris tolong bantu kami. #Save Bidan #Save Perawat #Save Bu Dapur #Save Bu Laundry,” tulisnya dalam spanduk yang dipegang salah satu perawat korban PHK sepihak.
Spanduk lain juga meminta Presiden Jokowi untuk mendegarkan keluhan para perawat yang dipersekusi secara tidak trasparan oleh oknum pengusaha dan oknum Disnaker Kepri.
Meski suasana matahari cukup panas, aksi para perawat ini tidak lelah dan duduk di depan kantor Walikota Batam untuk menunggu pimpinan Pemko Batam untuk menemui mereka. (P. Sib)