Jejak Harimau di Pemukiman Taput, BBKSDA Halau Pakai Meriam

Martono dan Kaston Hutabarat dari BBKSDA Wilayah V Sumut bersama warga telusuri jejak harimau di kawasan hutan Simangumban. (Foto : Dok BBKSDA)

Silabuskepri.co.id | Tarutung – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah V Sumut, merespon ketakutan warga Dusun Simajambu, Desa Simangumban Jae, Kecamatan Simangumban, Tapanuli Utara atas penemuan jejak tapak kaki harimau dekat pemukiman baru-baru ini.

Kepala Seksi Wilayah V BKSDA Sumut, Refdi Azmi mengatakan, pihaknya telah memastikan jumlah harimau yang diresahkan warga.

“Kita sudah melakukan pengecekan kesana bersama masyarakat dan Polsek dan perangkat desa, melakukan sosialisasi dan upaya penghalauan satwa konflik ke dalam kawasan hutan,” respon Refdi dihubungi lewat telepon selular pada Selasa (24/9/2024).

Dikatakan Refdi, dari jejak tapak kaki indikasi nya cuman satu ekor. Diperkirakan hanya melintas. Dia meminta partisipasi warga untuk memberi informasi jika ada hal mencurigakan. Karena harimau satwa dilindungi, BKSDA berharap agar pemasangan jerat dihindari apalagi membinasakan.

” Ya kita mengimbau kepada masyarakat agar selalu berhati-hari beraktifitas di kebun dan jangan memasang jerat dan, yang sudah terlanjur dipasang supaya di buka,” imbaunya

Refdi mengatakan upaya pemasangan kamera pemantau dilokasi belum dilakukan karena belum ada indikasi penemuan jejak baru sesuai pemantauan tim.

Terpisah, informasi dari warga menyebut, upaya penghalauan harimau dengan meriam bambu sudah digelar tiga hari berturut-turut.

“Kami menghalau pada malam hari pukul 18.00 -19 00 wib dengan alat meriam bambu 2 biji dari BKSDA. Sudah 3 malam kita lakukan berturut- turut sesuai arahan pihak BKSDA,” kata Santo M Ritonga.

Diwartakan sebelumnya, warga Dusun V Simajambu, Desa Simangumban Jae Kecamatan Simangumban, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara menemukan jejak satwa dilindungi jenis harimau.

Keterangan warga menyebut penemuan jejak dicurigai kehadiran binatang buas
di sekitaran ladang pinggiran kampung di desa itu.

“Pada tanggal 19 september 2024 saudara Rulyansah Ritonga pergi ke kebun untuk menderes, kebetulan kebunnya dekat pemukiman, setelah menderes sekitar 20 batang, Nampaklah jejaknya, merasa jejaknya lain, langsung pulang ke kampung dan memberitahu ke saya,” kata Santo M Rit pada Jumat, 20 September 2024.

Santo mengatakan esok harinya mereka dengan warga lain memastikan penemuan mencurigakan itu.

“Saya langsung ke lokasi langsung foto jejaknya, cocokkan ke internet jejak harimau dan sangat identik,,” ungkapnya.

Johannes Hutabarat, kepala desa Simangumban Jae saat dihubungi menitip harap hadirnya pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA untuk memberi respon terkait tindakan penanganan.

“Kita sudah ke lokasi. Masalah kepastian itu wewenang BKSDA,” terang Johannes Hutabarat dihubungi lewat gawai pada Jumat, 20 September 2024.

Sementara Refdi selaku kepala UPT BKSDA wilayah Tapsel saat dihubungi berusaha mengakomodir informasi tersebut.

Refdi mengatakan pihaknya akan segera melakukan observasi informasi tersebut.

“Kita pastikan dahulu dengan langkah observasi kebenaran info itu,” respons Refdi dihubungi pada Jumat, 20 September 2024. (Jumpa Manullang)

You might also like