Kemendikbud Lakukan Standarisasi Museum Batam Raja Ali Haji

banner 468x60

 

Silabuskepri.co.id, Batam – Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar kegiatan standardisasi dan sosialisasi pedoman standardisasi museum untuk Museum Batam Raja Ali Haji, Selasa (20/04/21).

banner 336x280

Siswanto selaku pendamping kegiatan tersebut menilai kontribusi Pemerintah Kota (Pemko) Batam untuk Museum Batam Raja Ali Haji sangat besar. Ia berharap, koleksi terus dikembangkan hingga museum tersebut semakin baik.

“Museum era sekarang bukan seperti dulu, asal taruh barang selesai, harus dikembangkan. Misalnya, ditambah suvenir untuk menandakan turis tersebut sudah datang ke Museum Batam,” ungkapnya.

Sementara itu, Kurator Museum Purna Bhakti Pertiwi, Gunawan Wahyu Widodo mengungkapkan bahwa museum tersebut membutuhkan ruang konservasi, tenaga ahli konservator, ruang audio visual, serta ruang fasilitas publik untuk memberikan rasa nyaman kepada pengunjung.

Kegiatan itu juga disambut baik oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata. Menurutnya, hal itu sudah layak karena museum tersebut sudah didaftarkan di Kemendikbud bersama 475 museum lainnya di Indonesia.

“Isi dari museum ini menampilkan sejarah peradaban Batam mulai dari zaman Kerajaan Riau Lingga, Belanda, Temenggung Abdul Jamal, Jepang, masa Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepri, Otorita Pertama, era B.J.Habibie, Kota Administratif, masuk Sejarah Astaka, Khazanah Melayu, dan infrastruktur atau era Batam sekarang,” jelasnya.

Ardi mengungkapkan dirinya akan terus mengembangkan museum tersebut menjadi museum berbasis digital. Mengingat lokasinya yang strategis berada di pusat Kota Batam dekat dengan pelabuhan internasional, hotel, dan pusat perbelanjaan.

“Museum Batam Raja Ali Haji bersifat universal dan kita akan dorong kedepannya Batam punya museum tematik,” ungkapnya.

Kota Batam juga memiliki potensi budaya dan pariwisata, atas dasar itu museum ini menggambarkan sejarah tentang Batam.

“Kita akan gali terus tentang Makam Temenggung Abdul Jamal dan Nong Isa, karena museum kita tidak akan meninggalkan sejarah,” tambahnya.(*)

banner 336x280