Kisah Janda 5 Anak Bekerja Sebagai Pemulung, Bantuan Pemerintah Kemana?

Batam, Silabuskepri.co.id — Kisah Elista Purba (38), janda lima anak yang tinggal disebuah rumah liar di Kota Batam mengundang banyak pertanyaan terkait sasaran Program Keluarga Harapan (PKH) yang diluncurkan oleh Pemerintah Pusat.

Janda lima anak yang hidup serba kekurangan semenjak ditinggal mati Almarhum Suaminya Rio Sinaga pada tahun 2013 lalu menceritakan, dirinya terpaksa bekerja sebagai pemulung untuk menghidupi ke lima anaknya.

“Sehari-hari saya berkeliling mencari barang bekas supaya bisa makan pak. Suami sudah pergi semenjak 7 tahun lalu, supaya kami bisa bertahan hidup, anak pertama saya titip di kampung, yang nomor dua dan nomor tiga kadang saya titip dirumah saudara supaya bisa membantu beban saya,” katanya kepada Silabuskepri. Sabtu (18/4/2020).

Pantauan Silabuskepri, rumah tempat Elista Purba dengan anaknya tinggal terlihat atapnya bocor dan dinding asbes yang sudah keropos, bahkan Elista mengaku, jika hujan rumahnya akan kebanjiran.

“Kita pasrah pak kalau hujan datang,” katanya dengan nada sedih.

Parahnya lagi. Elista Purba bercerita, dirinya tidak pernah menerima bantuan apapun dari Pemerintah Kota Batam, namun hanya mendapat buku rekening BRI.

“Tidak pernah pak, tapi tahun 2017 lalu saya dapat buku rekening BRI yang katanya penerima PKH, tapi sampai sekarang saya tidak pernah mendapat uangnya,” katanya.

Kondisi situasi ini yang sedang dilanda wabah Virus Corona (Covid 19) menambah sulitnya kehidupan ibu janda lima anak ini. Dia pun tak bisa melakukan aktivitas mengais rezeki dari pekerjaannya sebagai pemulung semenjak diberlakukannya larangan beraktivitas diluar rumah, apalagi pekerjaannya sangat berisiko. Situasi ini memperparah kehidupan keluarga Elsita Purba yang menggantungkan kehidupan mereka dari hasil mengais sampah sebagai pemulung.

“Ya sejak Virus Corona mewabah bahkan dengan adanya larangan untuk tidak bisa keluar rumah, sangat memberatkan ekonomi keluargnya. Tidak ada pemasukan sama sekali pak, sehingga untuk makan saja kami sudah terancam,”ujar Elsita Purba dengan nada terbata-bata.

Lebih jauh Elista menuturkan, setelah sembuh dari penyakit strouk yang dialaminya, kondisi fisik ibu Elsita tidak normal seperti sedia kala, bahkan pita suaranya juga kaku saat berbicara sebagai dampak Strouk yang dialami Ibu paroh Baya ini.

Kondisinya sangat memprihatinkan sebagai keluarga yang hidup dibawah garis kemiskinan, selayaknya Ibu janda lima anak ini memperoleh perhatian dari pemerintah seperti program KKS, KIS, KIP. Namun apa daya Kartu PKH dan Buku Rekening BRI yang pernah dia Peroleh pada Tahun 2017 lalu, itu pun tidak pernah dia nikmati karena tak pernah ada Isinya.

Ibu Ketua RT 04/ RW 04 Pancur Swadaya, Kelurahan Tanjung Piayu membenarkan kehidupan Ibu Elista Purba dan anaknya hidup dalam kesulitan ekomomi yang bekerja mengais sampah.

“Kami amat prihatin dengan kondisi Ibu Elista Purba, kehidupannya paspasan dan harus membutuhi lima orang anaknya, kadang jika ada rezeki kami bantu dia seadanya. Begitulah kehidupan sehari-hari keluarga Ibu Elista Purba. Kami kasihan melihat kondisi ibu Elsita Purba. Dia orangnya baik pak.”tuturnya

Dia juga berharap agar Keluarga Janda lima anak ini dapat perhatian dari Pemerintah, keluarganya layak mendapatkan bantuan seperti KKS, KIS, KIP. tapi mereka tak dapat, anak-anaknya ada lima orang semua sekolah.

“Ibu ini tak dapat apa apa dari program pemerintah Jokowi,” ucapnya berharap.

Silabuskepri berusaha untuk konfirmasi terkait data dan prosedur PKH di Kelurahan Tanjungpiayu. Namun hingga berita ini dikirim, belum mendapat penjelasan dari pihak terkait. (P. Sib)

You might also like