JAKARTA, <SilabusKepri> – Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, menyatakan prihatin atas kegagalan Rio Haryanto menyelesaikan musim balap Formula 1 (F1) 2016 secara penuh.
Posisi Rio di Manor Racing Team digantikan oleh pebalap yunior Mercedes yang berlaga di ajang DTM 2016, Esteban Ocon.
Pergantian kursi pebalap dalam tubuh Manor terjadi setelah Rio, yang berstatus pay driver, gagal menuntaskan sisa pembayaran yang telah jatuh tempo.
“Kasihan Rio dan keluarganya yang telah di-PHP-in rezim ini,” kata Roy saat dihubungi, Kamis (11/8/2016).
Menpora di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menjabat pada 2013-2014 ini, menjelaskan, Rio memiliki sejarah panjang untuk sampai ke ajang tertinggi Formula 1.
Sejak bertarung di ajang GP2, Rio mendapatkan dukungan tinggi dari Ketua Ikatan Motor Indonesia saat itu, Nanan Soekarna.
Saat itu, lanjut dia, Kemenpora juga menggalang sponsor agar Rio bisa lanjut ke F1.
Menurut Roy, ada beberapa komitmen dari sejumlah BUMN. Jika dikumpulkan, dana yang didapat dari sponsor itu bisa mencapai Rp 150 miliar.
“Ketika rezim berganti, mendadak pemerintah berjanji memberi Rp 100 miliar dari APBN tanpa usulan sebelumnya di APBN-P maupun RAPBN, jelas ditolak Komisi X DPR-RI. Karena ada “angin surga” 100 M inilah, BUMN-BUMN hengkang semuanya,” ujar Roy.
“Kenyataannya, tahu semua dan rakyat Indonesia mencatat, 100 M tersebut hanya PHP,” tambah Roy.
Padahal, lanjut Roy, Rio adalah pembalap yang potensinya sangat luar biasa. Ketika berlaga di GP2, dia beberapa kali naik podium.
Hanya saja, di F1, menurut politisi Demokrat ini, Rio mendapat tim “underdog” yang tidak akan pernah bisa menang, karena start selalu dari belakang.
“Ini faktanya , coba dia tidak di-PHP-in, mungkin BUMN-BUMN tidak mundur dananya cukup untuk membalap satu kompetisi penuh,” ujar Roy.
Sumber: