Sulawesi Tengah Tiga Kali Diguncang Gempa 7.7 SR, Berpotensi Sunami

Sulawesi Tengah, silabuskepri.co.id  — Tiga kali gempa mengguncang Sulawesi Tengah berselang tiga jam sempat memicu peringatan tsunami. Setidaknya seorang warga meninggal dunia dan 10 luka akibat peristiwa tersebut, Jumat (28/9/18).

Gempa pertama terjadi di Donggala, sekitar pukul 14:00, sementara gempa susulan terjadi pada pukul 17:02. Di antara dua gempa besar, terjadi setidaknya tiga gempa kecil lain, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Peringatan dini tsunami segera aktif saat gempa di Palu terjadi, “namun sesudah setengah jam situasi kondusif, sehingga peringatan tsunami diakhiri,” Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho. Disebutkan gempa pertama berkekuatan 5,9 skala richter dengan pusat gempa 2 km utara Kota Donggala pada kedalaman 10 km.

“Gempa tidak berpotensi tsunami, Sementara gempa sesudahnya pada pukul 17:02 terjadi 27 km timur laut Donggala, atau 80 km barat laut Palu, dan menimbukan peringatan tsunami.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, kemudian mengatakan bahwa peringatan dini tsunami sudah berakhir untuk Donggala, Mamuju dan Palu.

Terjadi kerusakan di berbagai tempat, dengan banyak rumah rubuh. Warga di daerah yang terkena dampak, keluar dari rumah masing-masing, berkumpul di tempat terbuka. Getaran gempa bahkan dapat dirasakan di Gorontalo, sekitar 576 kilometer dari pusat gempa di Donggala.

“Goyangnya agak lama. Bukan sekali getar langsung selesai, terus disusul goncangan. Tetapi goyangannya lama. Orang pada saat keluar dari masjid, mereka diam, ada yang mengucapkan Subhanallah, Allahu Akbar, takbir. Mereka tidak begitu panik,” tutur Rio, seorang warga Gorontalo.

Image caption Seorang warga diberi pertolongan medis setelah mengalami luka akibat gempa di Donggala, Sulawesi Tengah. Kepala Pusat Seismologi Teknik Biofisika Potensial, Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Bambang Setiyo Prayitno, mengatakan, berdasarkan peta gempa, gempa di Donggala adalah “gempa bumi tektonik diakibatkan sesar Palukoro, Selat Makasar”.

“Kalau melihat dari peta dampak guncangan dari gempa bumi diperkirakan timbulnya kerusakan karena sudah mencapai sekitar 8 MMI di dekat sumber gempanya,” tambahnya.

Gempa bumi berkekuatan 5,9 skala richter dan susulan sebesar 7,7 skala richter di Donggala, Sulawesi Tengah, ini terjadi satu bulan setelah gempa dahsyat Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Agustus 2018 lalu. Namun gempa di Lombok dan Donggala tersebut tidak berkaitan.

“Tidak ada hubungannya sama sekali antara gempa di Lombok dengan di Palukoro tadi, di Donggala. Hal yang berbeda, mekanismenya berbeda, sumber-sumber gempanya juga berbeda. Dan kedua daerah, baik di Lombok maupun di Donggala di sini juga memiliki sumber-sumber gempa.” Demikian dijelaskan oleh Kepala Pusat Seismologi Teknik Biofisika Potensial, Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Bambang Setiyo Prayitno.

Dalam sebuah vidio amtir berdurasi 1.45 menit yang dishare ke room gruop “Indonesia bersatu” menunjukkan telah terjadi sunami. (BMKG)

You might also like