Silabuskepri.co.id | Taput – Sikap Satika Simamora calon Bupati Taput nomot 1 dalam debat Kandidat pada Jumat (8/11/2024) dinilai tidak mencerminkan seorang akademisi. Hal itu diutarakan Meina LK Simanungkalit SH seorang Praktisi hukum
Meina berpendapat, Satika Simamora dalam menjawab ataupun menanggapi pertanyaan dari Kubu Calon Bupati nomor 2 Dr.Jonius Taripar Parsoaran Hutabarat MSi akrab dipanggil JTP hanyalah berupa retorika kata kata. tanpa bisa menjelaskan data.
Padahal sebagai seorang Istri Nikson Nababan mantan Bupati Taput dua periode dari tahun 2014-2024, ketua PKK juga ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) seharusnya Satika Simamora lebih menguasai materi debat.
Demikian juga ketika JTP mempertanyakan penggunaan anggaran Dekranasda dalam 10 tahun ini, dimana Satika Simamora adalah Ketuanya. Satika seakan merasa terpojok, yang kemudian langsung menuduh apa yang dibicarakan JTP adalah hoax, tanpa menyajikan data tapi hanya memaparkan retorika kata-kata.
“Satika Simamora yang 10 tahun mendampingi Nikson Nababan, seharusnya lebih menguasai materi Debat. Sebab yang dipertanyakan JTP adalah seputar penggunaan anggaran Dekranasda. Bukan langsung menuduh keterangan dari JTP adalah hoax, dan tuduhan hoax itu kembali berulang saat kembali menanggapi” sebut Meina
Artinya menurut Meina yang juga Advokat ini, situasi tersebut menunjukkan Satika Simamora tidak akademis dalam menjawab ataupun menyajikan data-data sebagai pertanggungjawaban penggunaan anggaran, justru terkesan debat dengan seorang ibu-ibu rumah tangga bukan debat dengan seorang calon Bupati.
Hal lain yang menjadi sorotan masyarakat Taput dikatakan Meina adalah sebutan “ho, engkau” yang dilontarkan Satika Simamora kepada JTP, secara adat batak menggambarkan sikap yang tidak santun dari seorang calon Bupati.
Belum lagi ketika Satika Simamora mengeluarkan nada “ibu ibu telanjang” saat menceritakan kejadian waktu Pemilukada Taput tahun 2018. Pengeluaran kata-kata yang ada indikasi porno sangat dihindarkan dalam debat Kandidat, akan tetapi Satika seakan tidak ada beban dalam melontarkan nada itu.
“Semua warga Taput melihat ataupun menonton bagaimana Satika Simamora melontarkan kata kata “ho, Engkau” kepada JTP, itu adalah gambaran sikap yang tidak santun sebagai calon Bupati. Padahal Tapanuli Utara adalah daerah yang sangat kental dengan adat dan agama. Belum lagi keluar kata kata ” ibu-ibu telanjang. Kata kata seperti itu sangat dihindarkan dalam debat Kandidat,” papar Meina
Dari debat Kandidat tersebut Meina berpendapat, sebagai sesama wanita miris ketika Satika Simamora selain tidak menguasai materi Debat. Attitude serta etika dan kesopan santunan seorang Satika Simamora seorang calon Bupati dapat dinilai minim dan tidak berwibawa.
“Saya sebagai sesama wanita dengan Ibu Satika Simamora sangat miris melihat attitude dan etika calon Bupati Taput,”ujarnya.
Oleh karena itu, Meina sebagai warga Taput berharap kedepan dalam debat kandidat harusnya bermaterikan kebijakan untuk kemajuan Taput. Bukan masalah pribadi yang tidak jelas maksud dan tujuannya.
(Maju Simanungkalit)