Ambon-Silabuskepri.co.id, Presiden Joko Widodo (Jokowi)bersama ibu Negara Ibu Negara Iriana Joko Widodo hadiri Hari Pers Nasional, Kamis (9/2/17) di Ambon.
Pada kesempatan itu, Jokowi mengaku sangat menghargai para insan Pers. Ia mencontohkan jika dirinya dipanggil tak mungkin ia menjawab “no. bisa habis dirinya.
“Jadi saya selalu memanggil Bapak Ketua PWI Margiono yang terhormat,” tutur Presiden.
Presiden juga menegaskan, bila datang ke Istana juga sama, tidak mungkin dirinya seperti Surya Paloh (pemilik Media Indonesia Group), baru berbicara 5 menit lalu dirangkul jalan keluar.
“Kalau waktunya 5 menit, kalau PWI di Istana, 2 jam, enggak berani ngusir, saya. Saya pastikan itu, karena kita tahu betapa sangat pentingnya pers bagi pembangunan,” ucap Presiden Jokowi seperti dilansir laman resmi Setkab
Sementara Ketua Umum PWI Margiono dalam sambutannya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Presiden dan Ibu Negara yang hadir dalam puncak HPN di Ambon.
“Senang rasanya punya acara dihadiri Presiden, tidak ada acara yang tidak senang, dan paling top bila acara itu dihadiri oleh Presiden. Yang lain tidak penting, tenda panas, kekurangan-kekurangan tidak penting,” kata Margiono
Menurut Margiono, HPN jadi evaluasi dan koreksi bagi insan pers. “Silakan Presiden mengoreksi, termasuk dimarahi. Itu tanda sayang,” ungkap Margiono.
Dari masyarakat sendiri, lanjut Margiono, ada koreksi bagi pers nasional, yaitu menyangkut independensi, kode etik, dan banyak pimpinan pers jadi pimpinan partai politik.
“Itu tugas Dewan Pers. Kalau PWI suruh mengingatkan para pemilik, seperti Chairul Tanjung, Surya Paloh, Harry Tanoe enggak bisa,” ungkap Margiono.
Ketua Umum PWI itu lantas mengisahkan pertemuannya dengan Surya Paloh, pemilik Media Indonesia Group yang selalu memanggilnya “No”, dan bicara cukup 5 menit lalu merangkulnya berjalan keluar pintu.
HPN selain dihadiri Presiden dan Ibu Negara, Turut hadir Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Panjaitan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perhubungan Budi K. Sumadi, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.(Setkab)