PELELAWAN, SILABUSKEPRI.CO.ID — Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Selasih Pelelawan dinilai sangat bobrok, pasalnya salah seorang warga Rantau bernama Mahyudin (51) saat dilarikan ke Rumah Sakit tersebut, pada Minggu dini hari sekitar pukul 04.30 WIB, tidak dapatkan pelayanan.
“Sangat kami sayangkan, ketika bapak Mahyudin dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selasih, pada pukul 04.30 WIB tidak ada petugas yang berjaga, sehingga bapak tidak bisa segera mendapatkan perawatan,” ujar istri Pasien Muharni kepada Media ini, pada Minggu (28/6/20) di bilangan RSUD Selasih.
Dikatakan Muharni, bahwa mereka melarikan Mahyudin ke RSUD Selasih karena kondisi Mahyudin sakit parah karena tensinya naik. Sehingga Mahyudin mengeluhkan kepalannya terasa berat pundak terasa sakit bahkan tangan sebelah kiri sulit untuk di gerakan.
” Bapak dibawa ke Rumah Sakit karena kondisi nya sakit parah, tangannya sudah tidak bisa digerakkan,” ucap Muharni sangat kesal
Lanjut Muharni, setibanya kami di RS, bapak tidak mendapatkan penanganan dari tim medis, perawatan karena petugas tidak ada ditempat.
“Saya sangat panik karena tidak ada petugas yang menangani bapak, lalu kemudian saya berlari ke Pos Sekurity RSUD Selasih, disana saya melihat sekurity nya juga sedang tidur pulas. Melihat oknum petugas jaga itu, saya terpaksa membangunkannya. Kemudian petugas sekurity mengajak saya mencari petugas medis, ternya para petugas juga sedang tidur juga,” terang Muharni
Lebih jauh Muharni mengatakan, usai menemui para petugas medis, mereka langsung bangun dan memeriksa Bapak dengan hasil Mahyudin sedang mengalami “Sakit Hipertensi.
“Saya sangat menyanyangkan lambanya pelayanan di RSUD Selasih,”ujarnya
Senada dengan Muharni, ditempat terpisah, Arjulis, menyayangkan pelayanan RSUD Selasih lamban, petugas medis dan petugas sekurity bisa sama-sama tertidur.
” Mereka tidak lagi mengutamakan pelayanan, melainkan mementingkan diri sendiri dan sangat lalai dalam pelayanan. Kita sangat berharap petugas medis RSUD Selasih kedepan tidak lalai dalam bertugas, seperti menelantarkan pasien,” ujar Arjulis
(Pranseda)