Wali Kota Batam Bersama Forkopimda Tinjau Posko PPKM Mikro

banner 468x60

 

Silabuskepri.co.id, Batam – Wali Kota Batam, M. Rudi bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Kepri dan Kota Batam meninjau Posko Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro dan lokasi karantina, Jumat (28/5/21).

banner 336x280

Posko PPKM yang dikunjungi yakni RT 02/RW 04 Perumahan Sakura Garden, Kelurahan Kampung Seraya, Kecamatan Batuampar dan lokasi karantina di Asrama Haji, Batam Center.

Rudi mengatakan, hadirnya PPKM skala mikro ini efektif menekan penyebaran Covid-19 karena melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

“Cara kerja seperti ini sempurna, karena yang tidak terjangkau di level atas akan terjangkau melalui PPKM ini,” ujar Rudi.

Rudi menambahkan, jika PPKM dijalankan dengan baik tentu akan berdampak pada masifnya penurunan angka Covid-19.

“Kalau semua ini jalan, ini akan selesai. Kenapa sebulan ke depan ini akan turun trendnya,” tambahnya.

Sebagai informasi, data terakhir Posko PPKM skala Mikro di Batam telah dibentuk sebanyak 2.375 posko.

“Hal ini menandakan betapa seriusnya penanganan dan pencegahan Covid-19 di Batam. Kami berharap kepada kita semua tetap mentaati prokes, terutama memakai masker,” harapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kapolda dan rombongan memberikan bingkisan kepada Bhabinkamtibmas dan Babinsa Seraya serta Pengurus Posko PPKM terkait.

Selanjutnya, sebagian rombongan menuju lokasi karantina di Asrama Haji Batam.

Karantina di Asrama Haji menggunakan dua gedung yakni Gedung Safa untuk laki-laki dan Gedung Marwah untuk pasien perempuan. Daya tampung untuk karantina di lokasi ini mencapai 900 orang.

Usai peninjauan, Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol Harry Goldenhardt S mengingatkan Batam yang hingga kini masih berstatus zona merah. Untuk itu, diharapkan peran semua pihak agar andil menekan penyebaran Covid-19.

Kepada masyarakat, ia menyebutkan, dapat memanfaatkan posko PPKM yang telah dibentuk pemerintah. Kehadiran PPKM sendiri merupakan salah satu upaya menekan penyebaran virus Covid-19 dan menjaga agar Bed Occupancy Rate rumah sakit tidak tinggi.

“Dengan demikian, layanan kesehatan bisa berjalan dalam koridor yang aman,” tuturnya.(*)

banner 336x280