Anggota DPR Angkat Bicara, Desak Polda Kepri Usut Kematian Hendri Bakari, Dipantau Mabes Polri & Komnas HAM

Batam, Silabuskepri.co.id – Anggota Komisi III DPR, Taufik Basari, menilai ada kejanggalan terkait kematian Hendri Bakari usai areal Polresta Barelang, Batam. Dia berharap Polda Kepri serius mengusut kasus ini dengan diawasi Mabes Polri dan Komnas HAM.

“Pengusutan harus dilakukan oleh Polda Kepri dengan pengawasan dari Mabes Polri dan melibatkan Komnas HAM. Pengusutan ini menjadi penting, karena jika terjadi dugaan penyiksaan maka akan mencoreng wajah kepolisian kita,” tutur Tobas sapaan akrabnya saat dihubungi merdeka.com, Selasa (11/8) ).

BACA JUGA : Satreskrim Polres Lingga Amankan Oknum Tenaga PTT Kantor Camat Singsir Bandar Siejie Jenis Toto-4D

Dia mengatakan, kejadian ini didiamkan dapat menghambat wujud program Profesional, Modern dan Terpercaya (Promotor) yang digagas Polri saat ini.

“Terlebih lagi Indonesia telah meratifikasi Konvensi Menentang Penyiksaan melalui UU no 5 tahun 1998. Yang memberikan kewajiban bagi negara untuk menghapuskan segala bentuk praktek penyiksaan dalam proses hukum, dan menindak tegas terdapat kasus penyiksaan yang melibatkan aparat,” terangnya.

Kendati demikian, ia terlepas dari apakah ada dugaan penyiksaan atau tidak tetapi sudah jelas seseorang yang diberlakukan oleh aparat kepolisian wajib dijamin hak-haknya.

BACA JUGA : Kejaksaan Negeri Pelalawan Terima Pembayaran Denda Belasan Milyar Rupiah Dari PT. Adei Plantation And Industry

“Mereka di bawah kekuasaan aparat maka semestinya di tempat yang paling aman karena tugas negara melalui aparatnya adalah menjamin rasa aman. Jika ada yang meninggal dalam penguasaan pihak kepolisian, pihak kepolisian harus bertanggung jawab penuh,” tegasnya.

Kronologi Tewasnya Hendri.

Diberitakan sebelumnya, Mega Selviana Bakari yang merupakan keluarga korban menjelaskan, awal sebelum Hendri meninggal dunia. Ia sempat dijemput oleh aparat kepolisian di kerambah ikan-nya pada Kamis (6/8) sekitar pukul 15.00 Wib.

“Setelah dijemput, pihak keluarga tidak pasti siapa petugas kepolisian yang menjemput. Karena tidak ada surat penahanan, singkat cerita malam itu kami tidak tahu di mana keberadaan abang saya,” kata Mega dalam keterangannya kepada merdeka.com.

Sehari kemudian, rumah Hendri digeledah untuk mencari barang-barang terkait kasus-kasus yang menjeratnya.

BACA JUGA : Jual Minyak Tanah Diatas Het, Yusrizal: Akan Cabut Izin

Selanjutnya pada tanggal 7 Agustus sekitar pukul 17.00 Wib-01.00 Wib ada penggeledahan di rumah abang saya untuk mencari barang bukti, namun tidak ditemukan. Kemudian abang saya dibawa oleh petugas kepolisian yang memperkenalkan bahwa mereka dari Polresta Barelang Batam, “.

Saat itu, kata Mega, kondisi Hendri masih terlihat baik-baik saja dan sempat melambaikan tangan kepada ibu mereka.

“Lalu, seharian itu kami tidak tahu kabar abang saya. Selanjutnya, keesokan hari-nya tepat pada tanggal 8 Agustus sekitar pukul 13.00 Wib dan petugas kepolisian datang kerumah abang saya untuk menjemput istri dari abang saya dengan alasan bahwa abang saya bisa dijumpai,” jelasnya .

Lantas, istri dan paman Hendri serta kakak kandung dari Mega pun berangkat menuju Polresta Barelang. Sesampainya di sana, mereka malah diberi kabar jika Hendri sudah meninggal dunia.

“Bersama istri abang saya bersama paman dan kakak kandung saya berangkat menuju Polresta Barelang, setelah istri menunggu lama, istri dan paman saya .akan masuk ke ruangan Kanit Reskrim-nya. Di sana beliau mengabarkan bahwa abang saya sudah meninggal dunia,” ucapnya.

“Dari surat kematian yang saya terima bahwa beliau meninggal pada pukul 07.13 Wib. Tapi, kejanggalan yang kami terima kenapa kami diberitakan untuk menjenguk abang saya. Meninggal pagi, tapi pihak keluarga melihat siang hari,” sambungnya.

Mengetahui kabar tersebut, ia langsung mendatangi salah satu rumah sakit tempat abangnya berada.

“Kami datang ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan, kepala Abang saya di wrapping, ada apa? Why? Badan Abang saya memar-memar. Saya berharap adanya keadilan di Negeri. Tidak perduli apa yang abang saya lakukan, jika salah semua ada jalur hukum-nya Pergi dengan keadaan sehat, lalu diberitakan bahwa abang saya meninggal dunia, “ungkapnya.

Jawaban Polisi.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Kepualaun Riau Kombes Harry Goldenhart Santoso, mengatakan hasil otopsi Hendri langsung diserahkan ke Polresta Barelang.

“Kalau untuk masalah hasil visum otopsi, silakan ke dokter yang memberikan otopsi ya. Karena kita serahkan ke Polresta yang menjawab,” ujar Harry saat dikonfirmasi merdeka.com.

Lalu, terkait wajah Hendri yang ditutup dengan plastik tersebut. Ia mengaku, tak tahu yang terkait hal itu.

“Enggak tahu saya, itukan prosedurnya, kan yang sakit dibawa ke rumah sakit dalam kondisi sesak napas, karena memiliki asma dan dukungan oleh rumah sakit,” ujarnya.

“Jadi dari rumah sakit diplastik. Iya, silakan konfirmasi ke rumah sakit agar lebih jelas,” tutupnya.

Sumber : Merdeka.com

You might also like